-->
NGx9MGB7Nap6Nax5MaRbNqN7MmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE103

Makam syech Burhanuddin kawasan wisata religius di ulakan part 1

area makam syech Burhanuddin

Syech burhanuddin adalah penyebar agama islam di Minangkabau pada abad ke 17 dan meninggal pada tanggal 10 syafar. 

Hari wafat beliau dijadikan agenda rutin setiap tahun untuk berwisata ziarah ke makam ulama ini, dan tempat ini dikembangkan oleh pemda padang pariaman menjadi lokasi objek wisata religius. 

Makam syech Burhanuddin terletak di nagari manggopoh palak gadang ulakan kecamatan ulakan tapakis kabupaten padang pariaman provinsi sumatra barat.

Sejarah singkat penyebaran agama islam di Minangkabau: secara garis besar agama Islam telah masuk kepulau perca (asia) dan disebarkan di aceh 300 tahun sebelum si pono lahir (sebutan syech Burhanuddin waktu belajar ilmu agama). 

Namun agama baru ini tidak bisa menyentuh sendi kehidupan daerah darek yang masih memeluk agama hindu dan budha yang kuat namun ulama dari timur bisa menembus pedalaman pakan tuo batang bangkaweh yang merupakan salah satu jalur perdagangan kala itu. 

Setiap hari pekan sipono selalu dibawa ayahnya ke pasar tuo batang bangkaweh disini dia dipertemukan dengan seorang gujarat yang disebut dengan Illapai untuk belajar berniaga. 

Kiranya Illapai memasukkan pahamnya kepada sipono, sejak saat itu bermulalah perjalanan hidup si pono.

Suatu ketika Illapai menceritakan bahwa ada guru yang lebih pandai darinya di negeri rantau pesisir Minangkabau yaitu seorang ulama yang terkenal dari mekah yang di kenal dengan tuanku Madinah sedang mengajarkan agama Islam. 

Melihat semangat anak kesayangannya berangkatlah keluarga ini 6 rombongan menelusuri hutan mengaliri batang air melewati nagari malalo (singkarak) dan turun gunung sampai dinagari asam pulau dan terus mengaliri anak sungai batang anai sampai di nagari sintuak lubuak aluang. 

Disintuak merupakan nagari yang pertama mereka tempati dan menetap diperantauan karena dinagari inilah kehadiran mereka dapat diterima maka mulailah mereka menjalani kehidupan dengan mengembala kerbau.

Dipenggembalaannya di tapakis si pono mendapat teman orang ulakan yang berasal dari tanjung medan yang bernama Idris yang kelak di beri gelar khatib majolelo dan menjadi teman setianya ketika balik dari aceh menjadi tulang punggung dalam penyiaran agama Islam di ulakan. 

Dari Idris inilah sipono banyak mendapat informasi tentang keberadaan yah yudi syech Abdul arif yang digelari tuanku madinah karena berasal dari madinah tanah Arab dan pada syech ini si pno belajar agama Islam. 

Karena kecerdasan sipono maka syech madinah mengajaknya berbicara serius bahwa ilmu yang dimilikinya belum lengkap untuk itu sipono hendaknya pergi berguru ke aceh menemui syech Abdurrauf di singkil.

Sekaitan dengan berkembangnya ajaran Islam di ulakan masyarakat mulai tidak menyenangi si pono yang juga berimbas kepada keluarganya hal inilah membuat sipono berinisiatif untuk pergi ke aceh karena ajaran Islam menghambat kebiasaan adat mereka dalam berjudi.

Perjalanan ke aceh: perjalanan dilepas orang tua dan sahabat karibnya Idris, dengan bekal keberanian dan keyakinan yang kuat untuk menambah ilmu agama kepada syech Abdurrauf di aceh.

Hutan rimba belantara bukit barisan dia jelajahi tanpa mengenal lelah siang malam minggu dan berganti bulan akhirnya pakiah pono bertemu dengan 4 orang yang juga sehaluan jalan. 

Setelah berkenalan dan mengungkap nama masa kecil serta gelar yang disandang kemudian berbincang-bincang tentang arah tujuan yang kiranya hendak sama-sama menuntut ilmu pada syech Abdurrauf di aceh singkil.

Awal mula yang menemui syech Abdurrauf adalah sahabat pono yang berempat namun mereka mengatakan kedatangan mereka berjumlah 5 orang maka menyusul muncul pakiah pono yang kakinya cacat kecil sebelah akibat peristiwa masa kecil. 

Syech Abdurrauf teringat pada pituah gurunya mengatakan bahwa nanti akan ada calon muridnya yang datang dari arah selatan yang nantinya akan menjadi penyuluh agama mewarisi ajaran agama untuk di kembangkan dari pesisir aceh keselatan dimana yang satunya cacat namun pintar dan berbudi pekerti yang tinggi.

Tidak heran syech Abdurrauf mencurahkan segala ilmu yang pernah dipelajarinya dan pakiah pono pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan sehingga ilmu syariat Islam dapat dia kuasai. 

Dalam menuntut ilmu berbagai ujian berat di lalui pakiah pono hingga akhirnya berhasil lulus dengan baik dan sempurna dimana syarat lulus pakiah pono belajar dengan syech Abdurrauf  tajalli dengan Allah.

Baca : makam Syech Burhanuddin part 2 

gedung makam syech Burhanuddin tampak luar

 

Bersambung.. 

Share This Article :
1745663973787222366

Tradisi Rebutan 5 Ton Gula Warga Padang Keturunan India Peringati Wafatnya Ulama Asal India

Piamanexplore- Hari minggu tanggal 1 kemarin bulan 12 2024 ini   Ribuan warga Padang memperebutkan lima ton gula pasir dalam acara Festival ...