-->
NGx9MGB7Nap6Nax5MaRbNqN7MmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE103

Cerita Warga Tionghoa Kota Padang Sejak Zaman Belanda Hingga Menjadi Wisata Budaya Di Sumbar

Piamanexplore-Kota padang memiliki berbagai ragam etnis maupun suku dan agama. Ada yang unik nih dan menarik sekali kita bahas.

Warga keturunan tionghoa di padang mereka sudah lama menempati suatu lokasi bernama kampung pondok.

Pada umumnya kawasan kampung pondok ini di tinggali oleh warga keturunan tionghoa semua, mereka gampang bergaul jadi mudah diterima memiliki kesamaan dengan orang Minang yaitu berdagang.

Kampung Pondok adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Padang Barat, Padang, Sumatra Barat, Indonesia. 

Daerah ini merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi Kota Padang, bahkan Sumatra Barat. Geliat perdagangan tersebut sudah sangat terasa sejak zaman kolonial.

Perjalanan Warga Tionghoa Di Kampung Pondok

Berawal dari kolonial Belanda yang menetapkan Kampung Pondok jadi pemukiman khusus etnis Tionghoa di Padang.

Melansir dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Padang, bahwa masyarakat Tionghoa sudah berdiam di Kampung Pondok selama delapan generasi dan sejak tahun 2021 sekitar 20.000 jiwa.

Di lansir dari Indonesia.go.id bahwa etnis Tionghoa diterima di Sumbar karena mereka memiliki kebiasaan yang sama dengan orang minang seperti etos berdagang dan mudah beradaptasi dengan kehidupan lokal, serta kemiripan latar sosial budaya.

Bukan hanya masyarakat Minangkabau saja yang menerima etnis Tionghoa di Ranah Minang namun juga disambut baik oleh Belanda pada saat itu.

Dengan keuletan Etnis Tionghoa banyak mendapatkan kemudahan di sektor perniagaan dan menciptakan ekosistem dagang yang lebih maju di pantai barat dan tengah Sumatra.

Kemajuan perdagangan di Sumbar pun semakin meninggkat, terlihat dari derasnya kedatangan kapal-kapal dagang dari Persia dan India selaku relasi usaha pedagang Tionghoa Padang.

Perlahan Etnis Tionghoa mulai terintegrasi dengan kehidupan masyarakat Padang bersama suku Minangkabau, Jawa, Batak, Nias, Melayu, Sunda, dan Mentawai.

Mayoritas masyarakat Tionghoa di kota seluas 695 kilometer persegi itu adalah sebagai pedagang.

Sehingga pada 30 Oktober 1884, Kampung Pondok ditetapkan sebagai permukiman khusus etnis Tionghoa di Padang oleh Kolonial Belanda.

Hingga kini Kampung Pondok menjadi pusat kegiatan etnis Tionghoa terbesar di Sumbar karena dapat dilihat dari keberadaan Kelenteng See Hien Kiong, Pasar Tanah Kongsi, serta berbagai organisasi perkumpulan.

Terdapat 2 perkumpulan besar yang masih bertahan di Sumbar hingga kini, yakni Himpunan Tjinta Teman/Hok Tek Tong (HTT) dan Himpunan Bersatu Teguh/Heng Beng Tong (HBT).

terlihat warga berfoto di kelenteng padang
Ya, kawasan Pondok telah menjelma menjadi ikon baru wisata budaya di Kota Padang dan telah terwujud akulturasi masyarakat Tionghoa dan Minangkabau.

Kegiatan Etnis Tionghoa pun sering dilakukan seperti menyambut Tahun Baru Imlek seperti adanya Pasar Malam Imlek, Festival Cap Go Meh, dan Festival Bakcang Ayam Lamang Baluo.

Bukan hanya itu saja namun Pasar Malam Imlek menjadi pembuka dari sekitar 46 event pariwisata di Kota Padang sepanjang 2023 untuk menyambut Visit Beautiful West Sumatra 2023.

Uniknya etnis Tionghoa yang berada di Sumbar membuat kosa kata bahasa ibu ke bahasa minang pondok dalam berkomunikasi.

Seperti cidang atau cici gadang untuk menyebut perempuan lebih tua. Cici artinya kakak perempuan dan gadang dalam bahasa Minang adalah besar.

Lalu batuak namun dalam dialeg Tionghoa jadi batuak dan ketika air diucapkan sebagai aek oleh para penutur Minang Pondok ketika masyarakat Minangkabau menyebutnya sebagai aia.

 

 

Share This Article :
1745663973787222366

Arti Dan Tradisi Menarik Alek Bakajang Gunuang Malintang 50 Kota Sumbar

Piamanexplore- Alek bakajang ialah suatu pertemuan besar yang biasanya diadakan setiap tahun saat merayakan lebaran di kabupaten 50 kota Sum...