-->
NGx9MGB7Nap6Nax5MaRbNqN7MmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE103

Mengapa orang Kampar (Ocu) tidak mau digolongkan sebagai orang Minang?

Penulis Bee

piamanexplore.com-Kampar merupakan salah satu Suku yang mendiami kabupaten Kampar di Riau. Orang Kampar di sering disebut juga dengan orang Ocu. Ocu sendiri berarti Abang. Panggilan itu sering disematkan kepada orang-orang Kampar.

Menurut saya, Kampar merupakan salah satu bagian dari Suku Minangkabau. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Kampar dengan Minang. 

Baik bahasa, adat, budaya dan tradisinya sangatlah mirip. Namun, orang-orang Kampar tidak mau mengakui dirinya sebagai orang Minang. Mereka akan marah jika digolongkan sebagai Orang Minang.

Dalam tambo adat Minangkabau, daerah Kampar merupakan salah satu daerah rantau bagi orang Minang Darek. 

Kampar menjadi kawasan rantau dari Luhak Limopuluah yang bernama Rantau Limo Koto yang terdiri dari Kuok, Bangkinang, Salo, Air Tiris, dan Rumbio. Hal tersebut tentunya memengaruhi sedikit banyaknya budaya Kampar.

Kampar dahulunya merupakan salah satu daerah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan Pagaruyung terbentang dari Pesisir Barat Sumatera Utara (Sibolga) sampai ke Mukomuko Bengkulu.

Dalam hal budaya dan tradisi pun tidak ada perbedaan yang mencolok. Masyarakat Kampar menganut sistem matrilineal Sama halnya dengan orang Minang.

Rumah Lontik/ Lontiok Kampar. Dalam bahasa Minang sendiri, kata lantiak, Lontik atau Lontiok diartikan sebagai lentik. Mengacu pada arsitektur atap rumahnya yang lentik.

Namun terjadi usaha untuk menghilangkan unsur-unsur Minang oleh masyarakat Kampar dengan cara me-Melayukan adat istiadatnya. hal ini tercermin dari berubahnya arsitektur rumah Lontik yang disesuaikan dengan budaya Melayu.

Dalam hal adat istiadat pun, Minang dan Kampar tidak ada bedanya. Di Kampar sendiri terdapat upacara Malewakan Gala atau Batagak Panghulu, yaitu upacara pengangkatan penghulu atau Datuk.

Talempong Minang, namun di beberapa daerah seperti Payakumbuh talempong disebut juga dengan caklempong atau calempong sama halnya dengan di Kampar. Hingga saat ini ini di Malaysia, talempong sendiri dikenali dengan nama caklempong.

Bagi saya pribadi orang-orang Kampar adalah orang Minang yang tidak ingin disebut Minang(Minang Anyuik) dan lebih memilih menjadi Melayu. Orang Kampar ialah orang Minang yang ingin jadi Melayu tapi tidak diterima oleh Orang Melayu itu sendiri.

Jika menilik lebih dalam, daerah-daerah sekitar Kampar seperti Kuantan Senggigi dan Rokan Hulu juga memiliki keterkaitan dan hubungan yang erat dengan Minangkabau.

Kuantan Sengingi merupakan salah satu kabupaten di provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dan Dharmasraya di Sumatera Barat. 

Budaya dan adat Minang sangat terasa di daerah tersebut. Hal tersebut dikarenakan Kuantan merupakan daerah Rantau Darek Luhak Tanah Datar.

Begitu juga dengan daerah Rokan Hulu. Meskipun banyak dipengaruhi oleh budaya Mandailing, sebagian masyarakat di sana masih mengakui dirinya sebagai Minang.

Bagi saya pribadi faktor perbedaan provinsi menjadi penyebab banyaknya masyarakat Kampar yang tidak mau mengakui dirinya sebagai orang Minang.

Ketika ditanya Apakah mereka berbahasa Minang, mereka akan menjawab bahwa mereka berbicara dalam bahasa Ocu. Hal tersebut tentunya menjadi sesuatu yang janggal karena sejatinya bahasa Minang memiliki ragam logat dan dialek yang berbeda.

Share This Article :
1745663973787222366

Polisi Tetapkan Tersangka Baru Di Kasus Pembunuh Nia Gadis Penjual Gorengan, Siapa Dia?

Piamanexplore- Kasus pembunuhan dan pemerkosa gadis penjual gorengan berinisial NKS di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) masuk babak ...