-->
NGx9MGB7Nap6Nax5MaRbNqN7MmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE103

Makan lamak Di Taman Dangau Pasawangan Dengan Panorama Marapi Jo Singgalang

Tempat ini katanya udah hype banget untuk rakyat Agam dan sekitarnya. Disini itu selain menjual pemandangan yang indah, mereka juga menyediakan tempat makan.

Nah, menu yang mereka jual itu gak kaya menu restoran, tapi mereka menjual hidangan nasi dengan "samba buruak" atau lauk rumahan.

Khas mereka yang jarang sekali bisa ditemui di tempat lain adalah Maco Panggang, Sambal Tulang, dan Talua Singgang.

Overall makanannya enak, karena memang dibuat fresh, jadi pas dimakan nikmat sekali.

Jika Anda sobat ingin menikmati akhir pekan dengan suasana alam dan kuliner tradisional, sepertinya Dangau Pasawangan bisa menjadi tujuan akhir pekan sobat bersama keluarga.

Sobat bisa menikmati pemandangan alam nan indah dan sobat juga bisa menikmati kuliner tradisional yang sudah jarang di temui di Minang.

Dangau pasawangan, dangau/gubuk (rumah kecil) di sawah atau di ladang tempat orang berteduh untuk menjaga tanaman.

Pasawangan berarti dalam bahasa minang  jauh dari pemukiman atau keramaian. Dangau pasawangan viral di media sosial.

Objek wisata dangau pasawangan berlokasi di Jorong XII Kampung, Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.

Dari Jam Gadang, Kota Bukittinggi, jarak objek wisata ini sekitar 12 kilometer. Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor.

Dahulunya Dangau Pasawangan merupakan areal persawahan dan kebun bawang. Dibuka sejak November 2020.

Di wisata ini, pengunjung bisa memandang lepas hingga ke arah Kamang maupun Kota Bukittinggi.

Jika cuaca baik, Gunung Marapi dan Singgalang pun bisa dipandang. Dengan suasana tersebut, membuat para wisatawan betah berlama-lama di sini.

Selain dari keindahan tersebut, membuat para wisatawan berulang kali datang ke sini adalah makanan khasnya.

Kuliner yang disajikan di Dangau Pasawangan ini adalah masakan tradisional. Wisata ini buka mulai Selasa sampai Minggu, kecuali Senin tutup.

Khairul Insan pemilik dangau pasawangan mengatakan “Objek wisata ini terinspirasi ketika saya bersama istri mengunjungi objek wisata di Yogyakarta.

Di sana banyak terdapat wisata kampung seperti taman bunga matahari. Hal inilah kemudian menjadi inspirasi bagi kami untuk mendirikan wisata Dangau Pasawangan ini.”

Dia pun mulai melakukan penataan sedemikian rupa dengan objek wisata alam dan kuliner ini, dengan menghadirkan fasilitas penunjang seperti menara pandang, gapura, kebun bunga dan saung-saung beratap jerami, mushala dan kamar mandi.

“Semua bahan ini berasal dari bambu. Kita upayakan sealami mungkin dengan memanfaatkan bahan tradisional,” tutur Khairul.

Tidak sekadar menikmati pemandangan dan berswafoto saja. Agar pengunjung betah, objek wisata ini pun menyediakan permainan tradisional yang bisa dimainkan pengunjung.

“Sekarang kan lagi tren permainan lato-lato. Nah, kami menyediakan permainan egrang yang tak kalah menariknya. Ini akan menjadi pengalaman unik tersendiri bagi pengunjung,” ujarnya.

permainan tradisional ini menggunakan bambu dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan.

Permainan egrang dilakukan oleh anak-anak, remaja, dewasa dengan tujuan bermain dan meningkatkan kemampuan motorik.

Setelah berkunjung dan bermain, pengunjung pun merasa lapar. Objek wisata ini pun menyediakan kuliner tradisional yang menggugah selera.

“Ide menghadirkan kuliner tradisional ini datang begitu saja. Karena makanan seperti yang di kota sudah biasa. Jadi kami pun berpikir untuk menyajikan makanan yang berbeda dengan tema tradisional,” sebutnya.

Kekhasan kuliner tradisional di sini, sebut Khairul, yakni sapek panggang (ikan sepat kering yang dibakar). Kenikmatan kuliner ini dapat membuat sensasi berbeda di lidah setiap orang yang memakannya.

“Ikan sapek (sepat) dimasak dan dipanggang menggunakan tungku api khas dapur tradisional. Meski harus menunggu lama karena proses pemasakan dan pemanggangannya secara alami, menu ini menjadi primadona bagi pengunjung,” tutur Khairul.

Menu lain disajikan di antaranya dendeng, itiak lado hijau, telur dadar, baluik lado mudo, talua singgang, sambalado jariang, sambalado cingkuak tulang dan sambalado cingkuak teri.

“Kemudian, sayur-sayuran yang direbus seperti sayur ubi singkong, japan, dan terong ditambah dengan sambal yang ‘diuwok’ atau cabai yang direbus kemudian baru digiling,” sebutnya.

Untuk harga makanan, sebut Khairul, terjangkau. Pemesanan pun disesuaikan dengan nomor urut di kasir.

“Untuk harga ikan sapek panggang satu atua (satu tusuk) Rp 5 ribu, itiak lado mudo satu potong Rp 20 ribu, baluik lado mudo Rp 15 ribu, ayam goreng Rp 15 ribu, ayam panggang Rp 15 ribu, dendeng Rp 17 ribu,” ucapnya seraya mengatakan juga menyediakan aneka minuman.

Keberadaan wisata ini cukup mempengaruhi usaha serta ekonomi masyarakat. Apalagi sejak adanya pandemi ini cukup sulit untuk mendapatkan pekerjaan serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

harga menu di dangau pasawangan
Bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi beberapa masyarakat dan anak muda. Mulai dari berdagang, bekerja memasak, hingga registrasi pengunjung.

 

Share This Article :
1745663973787222366

Kebaya Khas Indonesia Tahun 1918 Yang Masih Eksis Hingga Sekarang

Piamanexplore- Kebaya ini adalah salah mode pakaian yang sudah ada sejak zaman dahulu dan masih bertahan hingga sekarang. Bahkan orang luar ...